Monday, October 22, 2012

Kerupuk apa empek-empek???? #confuse

Lalala..senin lagi, klo kebanyakan orang pada nyanyi “ i hate Monday” , gue nggak tuh,
For sure “i Love Monday”,,Yeaaay. Walau kadang masih suka kebawa suasana weekend, tapi gue suka hari senin. Gimana seminggu ke depan itu bagi gue tergantung hari seninnya (walaupun gak 100% bener sih).

Seperti biasa gw dateng ke kantor ga pagi-pagi amat (soalnya kalau pagi-pagi ruangan kantor suka belum  ada orang, unlike it). Sampe kantor gue langsung ditodong sama pertanyaan dari mbak ikun tentang pelatihan di BPP ketapang untuk buat kerupuk di Hari Rabu minggu ini. Pertanyaan itu asalnya dari Bu Eightina koordinator penyuluh perikanan Lampung Selatan. Okee, gue beneran ga tau. Sepertinya Kabid. Gue satu-satunya orang yang tahu tentang jadwal itu. Hmm..mencurigakan nih..(biasanya gue yang ketempuhan gantiin beliau)

Dan bener aja saat ibu kabid ke ruangan dan di konfrontasi tentang jadwal itu, Jawabannya adalah “Ya”, dan kalimat selanjutnya adalah “Pipit aja ya yang gantiin Ibu, Ibu minta tolong”, OMG, Feel that i don’t have any choices selain bilang “ iya bu, Insyaallah”.

Bikin kerupuk Ikan!! oke baiklah, gue sarjana Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan IPB, Asprak mata kuliah diversifikasi  pengolahan juga teknologi pengolahan tradisional pula, kerjaan gue ya ngolah-ngolah ikan,  masa bikin kerupuk ikan aja gak bisa? Apa kata dunia? Apa kata dosen-dosen gue? Apa kata praktikan-praktikan gue?

 At least, bagaimanapun pendapat orang, klo sampe gue gak bisa buat dan “ngajarin” peserta pelatihan, gue bakalan malu sendiri sama Gelar S.Pi dibelakang nama gue. Jadi gue harus bisa. Gak ada kata lain selan “B.I.S.A”

Gue keluar kantor lebih cepet  dari biasanya (demi sang kerupuk). Gue mau kepasar ikan sebelum pulang. Gue mau beli ikan giling buat trial bikin kerupuk ikan.

Gue telusuri lorong pasar ikan dan ternyata yang biasanya jual lagi libur. Gue jalan terus sampe ujung lorong, O yeaah ada pencerahan, sisa satu tukang ikan giling, tapi pas gue sampe tepat depan meja ikannya si bapak, ternyata mesin gilingnya lagi rusak. Hmm..how unlucky im. Untuk saat ini, i give up for finding ikan giling.

Gue mutusin buat pulang aja. Sambil naik motor gue mikirin gimana caranya gue bisa trial bikin kerupuk ikan sedangkan gue gak punya ikan giling. Pikir..pikir..pikir...pikir (sambil naik motor selap-selip #kecepatan 80 km/jam). Penyakit gila no #16 gue kumat dan sembuh saat itu juga. Gue menerawang ke chiling room kulkas gue. Yaap, gue punya teri nasi kualitas ekspor yang lumayan banyak. Waktu itu, gue dibawain sama ibu-ibu Poklahsar yang gue bantuin ke Bank buat buka rekening. Emang bener  apa kata pepatah ga ada ikan teri pun jadi, hahaha...

Sampe rumah, dengan Semangat 45 gue nyiapin alat-alat & bahan buat bikin kerupuk ikan:
Gue timbang 100 Gram teri nasi (asin) dan langsung gue blender, Yapp i have that mince for my beloved kerupuk. Karena gue sama sekali belum punya formula alias resep kerupuk ikan (eh teri maksud gue, teri juga ikan kalleeeee) gue pake jurus andalan gue, yap Ilmu “KIROLOGI” alias kira-kira, hahaha...

Dan akhirnya jadilah adonan kerupuk nan kalis, gue mulai PD (dalam hati: aaah gini doang, masa sarjana perikanan gak bisa, hahahah). Gue mulai ngebayang-bayangin bentuk kerupuk peletekan karena gue pengen kerupuk yang nanti gue ajarin saat pelatihan langsung bisa dicobain sama peserta. Gue bentuklah adonan gue kaya cacing gelang yang super gendut. Gue potong segmen-segmenya kira-kira 4 cm. Gue irig biar bentuknya lebih rapih. Selanjutnya gue panasin minyak dan masukin calon kerupuk peletekan gue.
Dan woooow, hasilnya adalah letusan-letusan dari penggorengan yang juga kena tangan dan muka gue. Hikss..its realy hurt, panas & perih.  Tapi gue tetep ga nyerah, gw angkat aja tu peletekan maut. Gimanapun gue harus nyobain gimana rasanya dan hasilnya.


Tangan kanan yang kena bom peletekan

Tangan kiri juga kena

pipiku juga T.T

ini dia sang bahan baku gue (teri nasi+tapioka)

Adonan setelah dikukus (sepintas kayak empek2 lenjer, hiks)

Baiklah, setelah gue belah tu peletekan ternyata-oh ternyata dalemnya masih kayak karet, saat gue cobain malah lebih berasa empek-empek teri dibanding peletekan ikan (teri).


Ga berenti sampe disitu, mau ga mau gue harus melakukan alur proses yang seharusnya: mencetak adonan jadi bentuk silinder, mengukus selama 1 jam, mendiamkan adonan 1 malam, men”slicing”, dan menjemur untuk jadi kerupuk.

Gimana hasilnya, we’ll see, soalnya adonannya masih gue diemin sampe besok pagi. Bismilah, semoga beneran bisa jadi kerupuk ya guys (bukan empek-empek), aamiin.

Pesan moral:  segala sesuatu yang instan itu cenderung ga baik hasilnya. Tapi Apapun itu, kita gak boleh mudah bilang Gak Bisa sebelum kita mencoba. kata Einstein "Anyone who has never made a mistake has never tried anything new."  Setuju?????okesip^^v

No comments:

Post a Comment